TEMPATNYA GOKIL GOKILAN DAN HAL-HAL YANG ANEH DAN BERILMU PENGETAHUAN

Sunday, April 3, 2011

Skoliosis Incar Wanita Muda



Penelitian Scoliosis Foundation menemukan fakta, umumnya wanita rentan terkena skoliosis dibandingkan pria.

Skoliosos adalah kelainan pada rangkaian tulang yang berupa kelengkungan tulang belakang. Terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan.

The National Scoliosis Foundation USA menyebutkan, skoliosis ditemukan pada 4,5% populasi umum dan skoliosis lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Sebanyak 4-5% dari seluruh populasi wanita di dunia menderita kelainan tulang belakang ini. Jika dibandingkan dengan pria, maka perbandingannya adalah 1:9. Hal unik lainnya dari skoliosis diopaksi ini adalah penyakit ini baru muncul pada umur 10-11.

Selain itu, penderita juga mempunyai bentuk tubuh kurus karena terjadi penyempitan ruangan pada usus. Akibatnya, tubuh penderita juga lebih lentur dibanding orang normal.

"Banyak penderita yang tidak menyadari bahwa ia menderita kelainan itu. Mereka baru menyadari saat derajat kemiringan semakin besar," katanya.

Penyebab tidak diketahui

Sementara itu dr. Erwin Isparnadi SpOt menjelaskan, sebagian besar kasus skoliosis memang tergolong idiopatik atau tidak diketahui pasti penyebabnya. Namun, pada segelintir kasus dapat ditentukan karena adanya kalainan bawaan (congenital scoliosis), akibat tulang belakang tumbuh abnormal sejak lahir.

Selain itu, terjadinya sindroma kerdil juga dapat menjadi penyebab skoliosis. Demikian juga dengan gangguan otot, infeksi atau tumor. Namun 80% kasus skoliosis yang terjadi tidak diketahui penyebabnya. Karena itu banyak orang yang tidak menyadari jika dirinya menderita skoliosis.

Yang menyedihkan, dari seluruh populasi wanita di seluruh dunia, ternyata sebanyak 4-5% menderita scoliosis terutama dengan derajat kelainan ringan, sehingga tidak menyadari kalau dirinya menderita kelainan tersebut. Berat ringannya kondisi skoliosis ditentukan oleh besar kecilnya sudut lengkungan tulang belakang.

Dikatakan ringan jika sudut lengkungan tulang belakang kurang 20 derajat. Tergolong sedang bila sudut lengkungannya 20-40 derajat, dan termasuk berat jika lengkungannya lebih dari 40 derajat.

Pada kasus ringan, skoliosis biasanya tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, bukan berarti boleh diabaikan. Sebab, kelainan itu tergolong terus berkembang atau semakin progresif.

Bertambah tahun, dengan kemiringan tulang belakang bisa semakin berat. Meski kecepatan progresivitas kelainannya bisa berbeda pada masing-masing penderitanya.

Kondisi skoliosis yang bertambah parah harus diwaspadai. Selain merusak postur tubuh, kelainan ini juga akan mengganggu sistem kerja tubuh.

Misalnya, napas jadi sesak karena ruang paru menyempit tertekan tulang dan sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak tulang. Karena banyak wanita yang tidak menyadari jika menderita scoliosis, mencermati gejala-gejalanya perlu dilakukan. Di antaranya, mewaspadai jika sering merasa sakit pinggang atau kerap lelah akibat duduk agak lama. Jika itu terjadi, segera periksa ke dokter.

Pada skoliosis ringan, bisa dilakukan latihan ringan dengan gerakan-gerakan khusus yang mengandung unsur derotasi, elongasi dan fleksibilitas. Tujuannya menguatkan otot stabilisator dan secara aktif mengurangi atau mengoreksi kelengkungan tulang serta kelainan kelainan lain yang menyertai.

Melakukan yoga juga disarankan untuk memperbaiki postur dan meningkatkan kelenturan serta kekuatan otot dengan cara menarik dan memperkuat otot-otot yang menunjang tulang belakang. Tapi gerakannya tidak boleh sembarang. Penderita juga harus menjalani observasi lebih dulu guna mengetahui derajat keparahannya.

Dalam beberapa kasus, ada kalanya pemilihan gerakan yoga harus dibahas dengan ahli tulang belakang atau dokter spesialis orthoaedi.

Selain itu, message atau pemijatan juga diperlukan sebagai stimulasi mekanik jaringan-jaringan di sekitar tulang belakang. Selain untuk mnegurangi nyeri dan memperbaiki kenyamanan tubuh.

Sedang pada kondisi scoliosis berat, kelainan bisa menyebabkan terganggunya kerja beberapa sistem tubuh, tindakan operasi diperlukan. Seusai pembedahan, bila perlu akan dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang pasien dan mencegah terjadinya progres kemiringannya kembali.

Meski tindakan operasi jamak dilakukan pada pasien scoliosis berat, terkadang pasien skoliosis ringan ada yang memilih dioperasi. Khususnya, untuk alasan kosmetik. Misalnya agar postur tubuhnya menjadi lurus.

Agar skoliosis yang diderita tidak semakin bertambah parah, Erwien menyarankan untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa membuat tulang belakang bekerja keras. Misalnya memanggul beban berat di punggung.

Selain itu, menghindari olahraga berlebihan, melakukan kegiatan yang mempengaruhi tulang belakang secara berat, menghilangkan kebiasaan duduk atau berdiri lama, serta menghindari tidur dengan posisi tidak sempurna. Karena terjadinya skoliosis kerap terabaikan, melakukan deteksi secara dini juga merupakan tindakan yang sangat diperlukan untuk mnecegah tingkat keparahannya.

0 Respon: