Denver- NASA memerintahkan pesawat antariksa Stardust yang berfungsi mencari komet tidak dipergunakan lagi. Padahal pesawat itu sudah digunakan selama 12 tahun.
Perintah untuk menonaktifkan Stardust muncul di Lockheed Martin, Denver, tempat Stardust pertama kali dibangun. Selanjutnya, teknisi di Bumi kehilangan kontak radio dengan Stardust untuk terakhir kalinya.
Bantuan terakhir yang diberikan Stardust adalah informasi soal bahan bakar yang digunakan hingga akhir fungsi Stardust.
Ilmuwan memanfaatkan informasi itu untuk mengkalkulasi bahan bakar yang dibutuhkan untuk pesawat antariksa masa depan. Pesawat luar angkasa memang tidak menggunakan alat pengukur bahan bakar, karena peralatan itu tidak mampu bekerja di gravitasi nol.
“Rasanya seperti menonton akhir film Barat, saat seorang pahlawan mengendarai kuda menuju jalan yang dilatari Matahari. Selanjutnya, muncul kalimat penutup,” ujar Manajer Proyek Misi Stardust Tim Larson.
Stardust pertama kali diluncurkan pada 1999 dan mengakhiri misi utama senilai US$300 juta (Rp2,7 triliun) pada 2004. Misi Stardust adalah terbang di sekitar awan debu dan gas yang membungkus komet Wild 2 sekaligus mengambil sampel.
NASA sempat memperbaiki Stardust dengan mengirim Comet Tempel satu bulan lalu untuk misi Stardust-NexT yang membutuhkan dana US$29 juta (Rp261 miliar).
0 Respon:
Post a Comment